Kongres Internasional Persatuan Matematika Internasional (IMU) tahun 2022 telah mengumumkan
matematikawan muda usia di bawah 40 tahun menerima penghargaan tertinggi dalam
bidang Matematika yang disebut sebagai Nobel Matematika, Fields Medal.
Matematikawan tersebut
diantaranya adalah: Hugo Duminil Copin, Juni Huhu, James Maynard, dan Maryna
Viazovska.
Kami akan mengulas singkat keempat Matematikawan tersebut
Hugo
Duminil Copin
Hugo Duminil Copin
mendapatkan peghargaan atas karyanya dalam memecahkan masalam lama dalam teori
probabilistik transisi fase dalam fisika statistik, terutama dalam dimensi tiga
dan empat.
Hugo seorang matematikawan
Perancis kelahiran 26 Agustus 1985 yang mengkhususkan diri dalam teori
probabilitas, cabang ilmu matematika yang mempelajari seberapa besar
kemungkinan suatu peristiwa terjadi, atau seberapa besar kemungkinan suatu
proposisi itu benar.
Hugo menghadiri sekolah yang
memfokuskan pada matematika dan sains, di Lycee Louis le Grand Paris, kemudian
melanjutkan sarjana di Cole Normale Superieure Paris dan Universitas Paris Sud.
Di sana ia mengembangkan minat pada teori perkolasi, yang dgunakan dalam fisika
matematika untuk mengatasi masalah mekanika statistik.
Pada tahun 2008 pindah ke
Universitas Jenewa untuk mendapatkan gelar Ph.D dengan bimbingan matematikawan
senior Stanislav Smirnov. Keduanya berkolaborasi dalam mengerjakan riset teori
perkolasi dan simpul serta tepi yang menghubungkannya dalam kisi untuk
memodelkan aliran fluida dan fase transisi. Hasil riset mereka diterbitkan di
jurnal Annals of Mathematics pada
2012. Pada tahn yang sama ia mendapatkan gelar Ph.D pada usia 27 tahun.
Satu tahun kemudian, setelah
menempuh pascadoktoral, Hugo diangkat sebagai asisten profesor kemudian pada
tahun 2014 menjadi profesor penuh di Universitas Jenewa. Pada tahun 2016, ia
menjadi profesor tetap di Institut des Hautes tudes Scientifiques. Sejak 2019,
menjadi anggota Academia Europaea.
Pada ahun 2017 Hudo
dianugerahi penghargaan New Horizons in Mathematics Prize untuk karyanya pada
model Tipe ising. Pada tahun 2022 mendapatkan penghargaan tertinggi dalam
matematika, Fields Medal.
“Duminil Copin (Hugo) telah memecahkan setengah dari pertanyaan terbuka utama dalam teori perkolasi” –Wendelin Werner
Dalam fisika statistik dan
matematika, teori perkolasi menggambarkan perlaku jaringan ketika ode atau link
ditambahkan. Ini merupakan jenis transisi fase geometris.
Juni
Huhu
Juni Huhu mendapatkan
penghargaan Fields Medal atas karyanya membawa ide-ide teori Hodge ke
kombinatorik, bukti dugaan Dowling–Wilson untuk kisi geometris, bukti dugaan
Heron–Rota–Welsh untuk matroid, pengembangan teori polinomial Lorentzian, dan
bukti dugaan Mason yang kuat
Huh adalah seorang
matematikawan Amerika Korea yang dikenal atas penemuan antara geometri aljabar
dan kombinatorik. Saat ini menjadi profesor di Universitas Princenton,
sebelumnya mengabdi di Universitas Stanford.
Huh lahir dari seorang
keluarga akademik yang kental. Ayahnya seorang profesor statistik Universitas
Korea, ibunya Profesor Bahasa rusia di Universitas Nasional Seoul. Nilai buruk
pada tes sekolah dasar menegasikan bahwa Huh tidak pandai matematika. Smepat
putus sekolah untuk fokus pada puisi. Ia juga digambarkan sebagai orang yang
terlambat berkembang.
Huh mendaftar di Universitas
Nasional Seoul, tujuannya untuk menjadi jurnalis sains dan memutuskan mengambil
jurusan fisika dan astronomi. Namun sayagnya di kampus ia sering bolos dan
harus mengulang beberapa kursus. Di awal studinya ia juga belajar dengan
Matematikawan Fields Medal, Heisuke Hironaka, yang pergi ke SNU sebagai
Profesor tamu.
Setelah gagal dalam beberapa
kursus, Huh mengambil kursus geometri aljabar di bawah bimbingan Hironaka, pada
tahun keenamnya berfokus pada teori singularitas. Ia mengambil gelar master di
Universitas yang sama. Huh ingin pergi ke Amerika untuk mengambil gelar Ph.D
namun dikarenakan catatan sarjananya yang buruk, ia di tolak beberapa
universitas, kecuali University of Illinois Urbana Champaign. Pada tahun 2009
ia belajar di sana kemudian pindah ke University of Michigan, lulus di bawah
arahan Mircea Mustata pada usia 31 tahun. Huh dianugerahi Summer Byron Myers Prize untuk tesis Ph.Dnya.
Selama studi Ph.D, Huh berhasil
membuktikan dugaan Read tentang unimodality dari koefisien polinomial kromatik
dalam konteks teori graf, yang belum terselesaikan selama lebih dari 40 tahun.
Dengan Karim Adiprasito dan Eric Katz, berhasil menyelesaikan dugaan
Heron-Rota-Wels pada log cekung polinomial karakteristik matroids. Untuk
karyanya ini mereka mendapatkan penghargaan New Horizon Prize pada tahun 2019.
James
Maynard
James Maynard adalah
matematikawan Inggris yang bekerja dalam teori bilangan analitik, khususnya
teori blangan prima. Teori bilangan analitik adalah cabang dari teori bilangan
yang menggunakan metode analisis matematis yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah bilangan bulat. Ia adalah Profesor Riset Oxford University dan rekan StJohn’s College, Oxford.
Maynard menyelesaikan gelar
sarjana dan master dalam ilmu matematika di Queens’ College, University ofCambridge pada tahun 2009, dan D.Phill dari Oxford University pada tahun 2013
di bawah bimbingan Roger Health-Brown. Kemudian ia menjaid fellow di MagdalenCollege, Oxford. Antara tahun 2013-2014
ia menjadi peneliti posdoctoral CRM-ISM di Montreal University Canada.
Pada tahun 2013, Maynard
berhadil memberikan bukti perbedaan teorema Yitang Zhang, yang menjelaskan
bahwa ada celah terbatas antara bilangan prima. Pada tahun 2014, bersama dengan
Ford, Green, Konyagin dan Tao berhasil menyelesaikan dugaan lama Erds tentang
kesenjangan besar antara bilangan prima. Pada tahun yang sama ia mendapat
penghargaan Sastra Ramanujan, satu tahun kemudian mendapatkan penghargaan Whitehead Prize, dan pada tahun 2016
mendapatkan penghargaan EMS Prize.
Pada tahun 2019 bersama
dengan Dimitris Koukoulopoulos, berhasil membuktikan dugaan Duffin-Schaeffer.
Maynard mendapatkan penghargana Fields Medal untuk kontribusinya pada teori
bilangan analitik, yang telah membawa kemajuan besar dalam pemahaman struktur
bilangan prima dan dalam pendekatan Diophantine.
Maryna
Sergiivna Viazovska
Maryna Sergiivna adalah
matematikawan Ukraina yang dikenal karyanya dalam bidang Sphere Packing, dalam
geometri kemasan bola adalah susunan bola yang tidak tumpang tindih dalam ruang
yang berisi. Bola-bola dipertimbangkan biasannya semuanya berukuran identik,
dan ruang tersebut biasanya adalah ruang Euclidean tiga dimensi.
Sejak beliau, ia mempunyai
bakat luar biasa dalam ilmu matematika dan mengikuti beberapa event olimpiade
matematika mulai dari level nasioal hingga internasional. Maryna mengenyam
pendidikan di Tara Shevchenko National University of Kyiv. Meraih gelar master
di University of Kaiserslautern, dan Ph.D dari Institute of Mathematics of the National Academy of Sciences of Ukraine,
dan Dr rer Nat dari University of Bonn. Desertasi doktoralnya terkait fungsi
modular dan siklus khusus yang membahas teori bilangan analitik dengan
bimbingan Don Zagier dan Werner Muller.
Sejak tahun 2018, ia telah
menjabat sebagai ketua teori bilangan dan profesor penuh di Cole Polytechnique Federale de Lausanne(EPFL). Pada tahun 2022 dianugerahi Fields Medal, menjadikannya wanita
kedua setelah Maryam Mirzakhani.