Mengenal Waste4Change, Platform Pengelolaan Sampah Raih Pendanaan - Tech, Bio & Startups News

Sabtu, 22 Oktober 2022

Mengenal Waste4Change, Platform Pengelolaan Sampah Raih Pendanaan

 

waste4change

Waste4Change, platform pengelolaan sampah berhasil raih pendanaan dari Venture Capital senilai US$ 5 Juta (sekitar Rp 76,8 miliar) dalam putaran Seri A yang dipimpin oleh AC Vetures dan Barito Mitra Investama –yang didalamnya adala Basra Corporation, Paloma Capital, Delapan Satu Investama, Living Lab Ventures, hingga Urban Gateway Fund.

Watse4Change atau PT Waste4Change Alam Indonesia merupakan perusahaan pengelolaan sampah yang beridri sejak 2014 di Bekasi, Jawa Barat. Waste4Change menyediakan inovasi berupa solusi terhdap pengelolaan sampah dari hulu ke hilir yang terdiri dari empat lini, yakni: konsultan, riset, capacity building, edukasi dan pendampingan collect: pengangkutan dan pengelolaahan sampah harian untuk nol sampah ke TPA create. Saat ini Waste4Change berhasil mengelola sampah 5.400 ton sampah dan mengurangi 52% sampah yang berakhir di TPA.

Modal awal tersebut akan digunakan untuk memperkuat kemitraan dengan pelaku sampah informal, seperti: pemulung bank sampah, kios sampah, pengumpul sampah. Waste4change juga akan mengintegrasikan lebih banyak teknologi dalam proses pemantauan pengelolaan limbah, serta otomatisasi fasilitas pemulihan material.

”Untuk Waste4Change sendiri saya bangun dengan tujuan untuk menyelesaikan permasalahan sampah secara bertanggung jawab dengan prinsip circular economy dan zero waste,” Seno, CEO Waste4Change

Perusahaan berharap dapat meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah hingga 100 ton per hari dalam 18 bulan kedepan, kemudian menjadi 2.000 ton per hari di lima tahun mendatang.

Startup yang didirikan oleh Mohamad Bijaksana Junerosano ini merupakan salah satu green startup di tanah air. Sano telah lama menggeluti dunia persampahan. Diawali dengan keresahannya tentang problem lingkungan sejak Sekolah Menengah Atas, ia memantapkan untuk terjun di bidang lingkungan.

Setelah SMA ia melanjutkan kuliah jurusan Teknik Lingkungan di ITB. Di sana ia menginisiasi pembentukan organisasi peduli sampah. Pada tahun 2005 ia mendirikan Greeneration Indonesia yang menginisiasi gerakan Kebunku (Kertas Bekas Hijaukan Bangsaku).

Gerakan ini berupaya mengumpulkan kertas bekas yang digunakan untuk membeli bibit tanaman guna menghijaukan kawasan Kiara Condong, Bandung dan berhasil mengumpulkan 350 bibit tanaman. Tidak cukup di situ, Sano mendirikan U-Green ITB, sebuah kelompok mahasiswa peduli lingkungan.

 

Share with your friends

[Founder][recentbylabel]

Featured

[Featured][recentbylabel]